visitor

free counters

Senin, 27 Februari 2012

cara bertani jamur tiram

II.  PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

 2.1.      Pembibitan 2.1.1.    Sumber Bibit a)   Sumber alamiDipakai untuk media tradisional. Batang kayu yang telah ditumbuhi jamur dilembabkan, kemudian dirajang sepanjang 5-10 cm dan lebar 1-2 cm. Potongan disebarkan ke batang kayu lain yang dijadikan media tumbuh.  b)   SporaSpora terbentuk di tudung/payung bagian bawah. Tudung/payung yang berumur 3 hari dihancurkan di dalam air bersih. Cara penggunaan cairan ini ada 2 macam: (1) cairan ini dapat digunakan langsung sebagai bibit; (2) cairan disiramkan ke media yang tersusun dari serbuk gergaji dan kukusan jagung/padi. Setelah diinapkan beberapa hari, miselium akan tumbuh menyelimuti media dan siap digunakan. c)   Biakan murniCara ini menghasilkan bibit berkualitas. 1.   Siapkan media Potato Dextrose Agar (PDA) yang terdiri atas ekstrakt kentang 1 liter (1 kg kentang digodog dengan 1 liter air, lalu disaring), gula dekstrosa 20 gram, ekstrak ragi 5 gram (dapat diganti dengan 400 ml air ragi tetapi air kentang jadi 600 ml) dan agar-agar batang 20%. Media lain yang bahan mudah didapat terdiri atas 1/4 kg kentang, 1/4 kg bawang bombay, 1/4 kg aci, 1 sendok makan gips dan 3 bungkus agar-agar kecil. Panaskan campuran media tersebut untuk melarutkan agar-agar. Masukkan 15 cc media ke dalam tabung reaksi 25 cc kemudian disterilkan dalam autoklaf pada temperatur 121 derajat C, tekanan 1,5 selama 15 menit atau dengan dikukus pada temperatur 100 derajat C  selama 8 jam.Biarkan media PDA sampai hangat tetapi masih cair. Buka sedikit cawan petri bagian atas, masukkan segera media ke dalam cawan petri steril secara aseptik. Tutup cawan petri dengan cepat. Setelah agar membeku, balikkan posisi cawan petri. Media ini disebut dengan media lempeng agar.2.   Ambil tubuh buah berumur 3 hari (diameter sekitar 10 cm) yang sehat, mulus dan bagian sisinya tidak berkerut. Lepaskan stipe/bilah di bagian bawah tubuh buah. Ambil potongan bilah dengan pinset steril dan letakkan di tengah media lempeng agar yang telah disiapkan. Inkubasikan media di dalam inkubator pada temperatur 28 derajat C. Pada hari ke 2, miselium mulai tumbuh dan pada hari ke 5 seluruh permukaan media tertutupi miselium. Biakan murni ini disebut dengan bibit F1. 3.   Pengerjaan seluruh proses di atas harus aseptik/bersih untuk menghindari tumbuhnya jamur yang tidak dikehendaki. Sebelum digunakan alat-alat berupa pisau atau pinset harus dibakar di atas api. Sebaiknya pengerjaan dilakukan di dalam laminar flow atau transfer box yang dijamin kebersihannya. 4.   Pembiakan murni jamur tiram ini sudah dibuat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Unpad, Jurusan Biologi ITB dan PAU Mikrobiologi ITB. Bibit jamur murni bisa disimpan sampai 6 bulan pada temperatur sekitar 4 derajat C.  2.1.2.    Pembuatan Bibit Jamur F2 Bahan-bahan untuk media bibit F2 adalah:a)      Jagung tumbuk atau padi bergabah = 60%.b)      Serbuk gergaji = 38%.c)      Kapur = 0,5-1%.d)      Gips = 0,1-1%. Sebelum dicampurkan, jagung tumbuk/padi direndam semalam dan dikukus 2 jam sampai mekar. Media dimasukkan ke dalam toples bekas jam.Satu lempeng agar bibit F1 dibagi menjadi delapan bagian. 1 bagian dimasukkan ke dalam media di atas dengan miselium menempel pada media. Setelah 2-4 minggu seluruh media ditumbuhi miselium dan siap ditanam ke log. 2.1.3.    Pembuatan Bibit Jamur F3 Walaupun bibit F2 lebih baik daripada F3, banyak petani jamur yang menggunakan bibit F3 untuk ditanamkan ke dalam log. Media untuk bibit F3 berupa log dengan komposisi media dan cara pembuatan yang sama dengan log produksi, hanya ukuran plastiknya sekitar 1 kg. Bibit F3 dibuat dengan menambahkan 2 sendok makan bibit F2 ke bagian atas log, lalu diinkubasikan selama 1 bulan sampai miselium memenuhi seluruh permukaan log. Bibit F3 siap ditanamkan ke log produksi. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan steril di dalam laminar flow atau transfer box.  2.2.      Pengolahan Media Tanam 2.2.1.    Persiapan Untuk 80 log diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:a)   Serbuk gergaji atau ampas tebu halus=100 kgb)   Tepung jagung=10 kgc)   Dedak halus=10 kgd)   Pupuk SP36=0,5 kge)   Gips=0,5 kgf)    Air=50-60% Bahan-bahan kecuali air dicampur merata, tambahkan air sampai media dapat dikepal.  2.2.2.    Pembuatan Log Media dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kapasitas 1,5-2 kg sampai Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Ikat mulut plastik dengan karet tahan panas dan sterilkan.  2.2.3.    Sterilisasi Log Sterilisasi perlu dilakukan agar media bebas dari mikroba lainnya. Terdapat dua cara sterilisasi yaitu: a)   Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan cara mengukus. Biasanya digunakan drum kapasitas 50 log yang dipanaskan dengan kompor minyak tanah. b)   Sterilisasi pada temperatur 121 derajat C selama 15 menit dengan menggunakan otoklaf atau dandang bertekanan uap.  2.3.      Teknik Penanaman 2.3.1.    Penanaman Bibit Buka bagian atas log yang telah disterilkan. Hamparkan 1-2 sendok makan bibit jamur F3 atau F2. Gunakan sendok yang telah dipanaskan di atas api. Rapatkan kembali plastik bagian atas. Masukkan cincin dari bambu berdiameter 3 cm dan tinggi 1 cm ke dalam plastik yang dirapatkan tersebut. Isi lubang yang terbentuk dengan kapas. Tutup kapas beserta cincin dengan kertas koran dan ikat. 2.3.2.    Penyimpanan Log Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan  maka masa tanam jamur tiram tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat.  Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan  miselium dan tubuh buah. Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur skala besar atau di dalam bangunan semi permanen. Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m2 yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m2. Jarak antar petak 40-60 cm. Di dalam setiap petak dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu.  Kondisi lingkungan yang harus diperhatikan dalam membuat bangunan penyimpanan adalah:a)   Temperatur untuk pembentukan miselium adalah 23-28 derajat Cb)   Temperatur untuk pembentukan tubuh buah adalah 13-15 derajat Cc)   Kelembaban udara 90-96%d)   Kadar air log 35-45%e)   Udara di dalam tidak tercemari asap/gas. Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.  2.4.      Pemeliharaan Tanaman 2.4.1.    Pemeliharaan Log Log yang akan membentuk miselium dan tubuh buah harus dipelihara. Pemeliharaan berhubungan dengan menjaga lingkungan agar tetap optimuma)   Kandungan air yang baik 35-45%. Kekurangan air menyebabkan miselium tidak membentuk tubuh buah karena kekeringan dan kelebihan air menyebabkan tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak diinginkan. b)   Cahaya. Perkembangan miselium dan tubuh buah akan terhambat dengan adanya cahaya langsung. Tempat penyimpanan harus tetap teduh dan sinar matahari tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan. 2.4.2.    Pembentukan Miselium dan Tubuh Buah a)   Penumbuhan Miselium.Miselium akan tumbuh memenuhi permukaan log setelah penyimpanan selama kurang lebih 1 bulan. Selama jangka waktu tersebut, temperatur dan kelembaban harus optimal. Pengaturan temperatur dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara:1.   Menyemprotkan air dengan sprayer ke dinding-dinding bangunan penyimpanan dan ke ruang di antara jajaran log. 2.   Menyemprotkan air dengan sprinkel bernozel halus. b)   Pembentukan tubuh buah pertama.Setelah miselium tumbuh sempurna, lepaskan cincin log dan buka plastik bagian atas sehingga seluruh permukaan atas log kontak dengan udara. Pada waktu ini diperlukan raising yaitu pengaturan lingkungan agar tubuh buah tumbuh. Raising dilakukan dengan:1.   Menurunkan temperatur ruang menjadi 13-15 derajat C dengan menggunakan pengatur temperatur (Air Conditioning) atau menyemprotkan air dengan nozel halus secara intensif.2.   Menurunkan temperatur dan sekaligus menyemprotkan bahan yang mengandung hormon pertumbuhan ke permukaan log yang kontak dengan udara. Air kelapa atau ekstrakt toge dapat dipakai sebagai sumber hormon tsb. Dengan cara ini pertumbuhan tubuh buah akan mencapai dua kali lipat dibandingkan cara pertama. Tubuh buah pertama terbentuk setelah 3-5 hari pembukaan.  c)   Pembentukan tubuh buah selanjutnyaSetelah tubuh buah pertama dipanen, turunkan bukaan plastik sampai ½ bagian log. Kadang-kadang calon bakal buah sudah tumbuh di bawah plastik yang belum terbuka. Bagian plastik tersebut harus dilubangi untuk memberi kesempatan tubuh buah keluar dan tumbuh.  Pembukaan log sebaiknya tidak dilakukan sekaligus, terutama pada budidaya skala besar. Jarak pembukaan satu kelompok log dengan kelompok lainnya ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap hari ada tubuh buah yang dipanen. Pembukaan log yang bertahap akan menjamin kelangsungan produksi.  2.5.      Hama dan Penyakit 2.5.1.    Hama Hama yang banyak terdapat di tempat budidaya jamur adalah serangga baik berupa kumbang atau kutu. Pencegahan dengan sanitasi lingkungan atau, alternatif  terakhir, penyemprotan insektisida. Perlu diingat bahwa residu insektisida akan menempel di tubuh buah sehingga jamur yang dipanen harus dicuci bersih di air mengalir. Pencucian dapat menyebabkan penurunan kualitas jamur kalau kelebihan air tidak langsung dihilangkan dengan cara ditiriskan. 2.5.2.    Penyakit Penyebab timbulnya penyakit adalah sterilisasi yang tidak sempurna, bibit yang tidak murni, alat yang kurang bersih dan kandungan air media terlalu tinggi. Penyakit berupa tumbuhnya jamur lain seperti Mucor, Rhiozopus, Penicillium dan Aspergillus pada log. Serangan jamur-jamur tersebut dicirikan dengan timbulnya miselium yang berwarna hitam, kuning atau putih dan timbulnya lendir. Pertumbuhan jamur tiram menjadi terhambat atau tidak tumbuh sama sekali. Serangan dapat terjadi di log yang belum atau sudah dibuka.  Pengendalian dilakukan dengan memperbaiki kultur teknis dan meningkatkan kebersihan lingkungan pada saat pembuatan media dan bibit serta lingkungan bangunan penyimpanan.  2.6.      Panen 2.6.1.    Ciri dan Umur Panen Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal pada 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.  2.6.2.    Cara Panen Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat menimbulkan busuk. Potong jamur dengan pisau yang besih dan tajam dan simpan di wadah plastik dengan tumpukan setinggi 15 cm.  2.6.3.    Periode Panen Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.  2.7.      Pascapanen 2.7.1.    Penyortiran Setelah dipanen, batang tubuh buah dipotong. Pisahkan jamur yang rusak dari jamur yang baik, pisahkan pula jamur sesuai dengan ukurannya.  2.7.2.    Penyimpanan Setelah penyortiran, buang kotoran pada jamur tanpa mencucinya. Simpan di dalam wadah bersih dan tempatkan di kamar dengan temperatur 15 derajat C. Jamur dapat tetap segar selama 5 x 24 jam.  Sebelum pengemasan, jamur dapat disemprot dengan larutan natrium bisulfit 0,1-0,2% yang menghambat pembusukan 2.7.3.    Pengemasan Pengemasan dilakukan dalam:a)   Kantung plastikb)   Kantung plastik yang divakum (udara dikeluarkan)c)   Wadah plastik putih dan ditutup dengan plastik lembaran tipis. 2.7.4.    Penanganan Lain a)   Pengeringan. Jamur direndam dalam air bersih, atau cuci dengan air mengalir lalu diiris tipis atau dibiarkan seperti adanya. Masukkan ke dalam air mendidih sebentar, lalu tiriskan. Keringkan jamur di dalam oven listrik/ minyak tanah. b)   Penambahan senyawa pengawet. Jamur utuh dibersihkan dari kotoran jika perlu dengan air mengalir. Rendam dalam asam sitrat 0,1% selama 5 menit. Cuci dengan air mengalir. Masukkan ke dalam larutan yang terdiri atas garam dapur (15%), garam sitrat (0,5%), SO2 (1%), kalium bikarbonat (0,1%) dan kalium metabisulfida (<1%) selama 10-15 menit.  Tiriskan kembali. Jamur akan awet selama 2 minggu tanpa pengepakan dan 1 bulan bila langsung dipak cara vakum.


CARA PRAKTIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Januari 17, 2008, 6:41 am
Filed under: Teknik Budidaya Jamur Tiram
Ada teknologi yang cukup praktis untuk budidaya jamur tiram Pleurotus spp, yakni tahapan membuat media bibit induk (spawn) dan tahanan memproduksi jamur tiramnya. Pada tahanan membuat media bibit induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan. Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet 1 (42%) : 1 (42%). Bahan baku ini adalah yang terbaik. Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci. Langkah ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan pH 7. Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil. Langkah kelima, sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat C. Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit). Langkah ketujuh, inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28 derajat C. Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras. Kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata. Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan.Tahap selanjutnya adalah memproduksi jamur tiram (Pleurotus spp). Dalam tahapan ini juga ada 10 langkah. Pertama, siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan). Langkah kedua, tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat. Langkah ketiga, membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7. Langkah keempat, distribusikan kedalam baglog polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak. Langkah kelima, sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi. Langkah keenam, inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelahsuhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat. Langkah ketujuh, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya. Langkah kedelapan, baglog substrat dibuka cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan. Langkah kesembilan, baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22 derajat C RH : 80-90 %. Langkah terakhir panen jamur tiram/kuping. Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknlogi produksi bibit (kultur murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta cara panen jamur tiram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar